Ada yang berbeda pada awal tahun pada masyarakat Kampung Budaya Sindang Barang, Bogor Jawa Barat. Tidak seperti masyarakat biasanya yang menyambut awal tahun dengan kemeriahan kembang api ataupun terompet. Masyarakat Sindang Barang menyambut awal tahun dengan acara Seren Taun.
Seren Taun merupakan acara yang telah dilaksanakan turun temurun sebagai ucapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas pemberian hasil panen yang melimpah. Upacara yang berlangsung selama satu minggu ini menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Salak ini.
Diawali dengan Upacara Ngembang atau Ziarah Kubur, masyarakat beramai-ramai berziarah ke makam leluhur di Gunung Salak dan sekitarnya. Acara dimulai ketika para Kokolot dan Pupuhu yang merupakan kepala adat setempat berangkat dari Imah Gede ke makam para leluhur.
Rangkaian acara berlanjut pada hari ketiga dengan digelarnya acara sunatan massal bagi anak-anak masyarakat Sindang Barang. Biasanya digelar hiburan Wayang Golek untuk menghibur anak-anak yang disunat tersebut. Sebelum disunat, anak-anak pun diarak keliling kampung sebagai bentuk penghormatan atas keberanian anak tersebut.
Beberapa rangkaian acara lain seperti Ngala Cai Kukulu juga dilakukan setelah upacara sunatan massal dilakukan. Selanjutnya Upacara Ngangkat yakni sebuah tausiah dari ulama setempat juga dilakukan di hari keempat.
Di hari kelima, dilakukan Upacara sedekah kue dimana warga dan para Kokolot membawa beragam kue ke alun-alun kampung. Acara ini juga diikuti dengan beragam pertunjukan seni setempat seperti tari-tarian, angklung, reog serta wayang golek.
Upacara Seren taun diakhiri dengan beragam upacara seperti Heleran, Parebut Dongdang, Majieken Pare Ayah dan Pare Ambu yang juga diiringi kesenian khas setempat seperti angklung gubrag, kendang penca, rampag silat, dan rampag rarebut seeng.
Beragam rangkaian upacara yang dilakukan tersebut memang memiliki nilai yang sama yakni sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Sindang Barang terhadap Dewi Sri atau dalam bahasa setempat Nyi Pohaci atas Rezeki yang diberikan saat musim panen tiba. Upacara ini juga bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang dilimpahkan kepada masyarakat setempat.
Upacara Seren Taun juga merupakan simbol budaya yang terus dipertahankan dan dijaga kelestariannya secara turun temurun. Mengandung nilai historis dan moral yang tinggi, masyarakat setempat memang masih memegang teguh kearifan lokal yang berguna sebagai pegangan kehidupan mereka. Upacara ini juga sekaligus memberikan nilai tambah betapa penting dan berharganya kebudayaan serta tradisi Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar