Minggu, 17 Mei 2015

Tradisi Jawa Kuno yang Tak Lekang Oleh Jaman

Sadran atau unggahan adalah tradisi masyarakat turun-temurun selama kurang lebih 30 generasi dan dilakukan saat menjelang bulan suci Ramadhan yang pelaksanaannya pada hari selasa atau Jumat kliwon. Daerah yang sampai saat ini masih menjalani tradisi sadranan ini adalah Desa Pekuncen, secara geografis Desa Pekuncen terletak di sebelah utara Kabupaten Banyumas, berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, sebelah selatan Provinsi Jawa Tengah.
Sekilas tidak ada yang berbeda dari Desa Pekuncen dengan desa-desa yang lainnya, hanya saja setiap menjelang bulan suci Ramadhan ada tradisi jawa kuno yang dilakukan oleh sekelompok warga adat yang disebut “Kaum Adat Bonokeling” yang disebut sadran atau unggahan. Ritual ini dimaksudkan untuk memberikan doa kepada leluhur dan memohon keberkahan dengan cara mengunjungi panembahan Bonokeling.
Dalam tradisi tersebut bukan hanya diikuti oleh keturunan Bonokeling dari Desa Pekuncen saja, namun juga dari Kroya, Adiraja, Daunlumbung, Kalikudi, dan Pesugihan (Cilacap) yang biasanya datang dengan cara berjalan kaki, berpakaian serba hitam khas kejawen dan membawa ube rampe untuk keperluan upacara tersebut. Dalam menjalani upacara mereka dilarang menggunakan alas kaki saat berjalan menuju panembahan Bonokeling, biasanya upacara ini berlangsung selama tiga hari. Bahkan sebelum melaksanakan ritual unggahan di Makam Bonokeling, mereka harus membasuh muka, tangan, dan kaki di pancuran seperti halnya berwudu untuk mensucikan diri mereka sebelum melakukan doa.
Tradisi sadranan ini tidak terlepas dari Ki Bonokeling, namun siapakah Ki Bonokeling? Ki Bonokeling memang masih misterius sampai saat ini, namun sebenarnya para tetua adat tahu siapa sebetulnya Ki Bonokeling tetapi pantang untuk memberikan keterangan kepada khalayak. Sesuai dengan tradisi dan kearifan lokal keturunan Bonokeling, hanya dapat di informasikan bahwa Ki Bonokeling merupakan nama samaran, beliau berasal dari Pasir Luhur yang  merupakan kadipaten dibawah Kerajaan Padjajaran atau Galuh Kawali. Diharapkan pemerintah daerah dapat memberi perhatian lebih terhadap tradisi Sadranan yang biasa dilakukan oleh keturunan Ki Bonokeling agar tradisi jawa kuno ini tak lekang oleh jaman.


0 komentar:

Posting Komentar