Planetarium
adalah gedung teatre untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Diplanetarium peserta bisa mempelajari mengenai pegerakan benda benda langit dimalam hari dari berbagai tempat dimuka bumi dan sejarah alam semesta. Planetarium berbeda dengan Observatorium, kubah Planetarium tidak bisa dibuka untuk meneropong bintang.
Selain Pertunjukan Teater Bintang,
Planetarium juga memiliki tempat untuk peneropongan benda langit yang disebut
observatorium. Anda juga bisa ke sana di waktu-waktu tertentu. Tempat
peneropongan ini digunakan untuk melakukan pengamatan benda-benda langit secara
langsung melalui teleskop. Hasil observatorium atau pengamatan melalui teleskop
ini dapat memberikan informasi benda-benda atau fenomena langit yang masih bisa
diamati di Kota Jakarta.
Gedung observatorium yang atapnya berbentuk kubah merupakan cirinya yang khas, lebih didasari oleh persyaratan teknis, yakni agar dapat diputar ke berbagai arah dan menimbulkan hambatan terhadap tiupan angin serta sirkulasi udara yang lancar di atas teropong bintang.
Dengan fasilitas teleskop yang semakin
canggih, manusia dapat mengetahui adanya galaksi-galaksi lain yang mengisi alam
semesta. Dampak positif terhadap penhetahuan atau perkembangan nalar manusia
adalah menemukan sesuatu yang sebelumnya tidak terlihat mata. Bagaimana memandang
dirinya di dalam semesta yang seolah tidak terbatas ini. Di samping menyangkut
aspek pengetahuan khususnya astronomi, adanya kegiatan peneropongan umum
mendorong minat masyarakat untuk memiliki rasa cinta alam dan menjadikan
sebagai satu kegemaran unik yang baik dan berguna
adalah gedung teatre untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda benda langit. Atap gedung biasanya berbentuk kubah setengah lingkaran. Diplanetarium peserta bisa mempelajari mengenai pegerakan benda benda langit dimalam hari dari berbagai tempat dimuka bumi dan sejarah alam semesta. Planetarium berbeda dengan Observatorium, kubah Planetarium tidak bisa dibuka untuk meneropong bintang.
didalam ruangan
pertunjukan terdapat sumber gambar berupa Proyektor Planetarium yang diletakan
ditengah ruangan. Proyektor dapat memperagakan pergerakan benda benda langit
sesuai dengan waktu dan lokasi.
Pertunjukan berlangsung dengan narasi yang
diiring music, dengan kursi yang memiliki sandaran bisa direbahkan agar
penonton bisa melihat layar dibagian dalam langit langit kubah. Layar berbentuk
setengah bola, dan biasanya disusun dari panel Almunium.
Materi pertunjukan
bisa berbeda beda tergantung pada jadwal dan judul pertunjukan. Planetarium
mulanya adalah alat peraga mekanik untuk memperlihatkan pergerakan benda benda
dilangit seperti bintang, planet, bulan dan matahari. Hingga abad ke 19,
planewtarium berarti alat peraga mekanik
yang disebut Orrery
Negara yang memilki
planetarium terbanyak didunia adalah
Amerika serikat yang terdapat 1500
Planetarium. Dieropa terdapsat 450 Planetarium.
Observatorium
Planetarium memiliki tiga tempat peneropongan yang digunakan
untuk observasi visual dan fotografi Matahari, Bulan, planet, komet, gugus
bintang, dan lain-lain.
Selain itu juga memiliki tiga buah teleskop portable
yang dapat dibawa berpindah-pindah. Kegiatan peneropongan, kata Marsiano,
diadakan pada bulan-bulan tertentu pada malam hari dan tidak dikenai biaya.
Tidak menutup kemungkinan kegiatan ini dilaksanakan di luar jadwal yang sudah
ada, karena adanya peristiwa astronomi yang menarik seperti gerhana Bulan dan
lainnya. Pada waktu-waktu tertentu Planetarium bekerjasama dengan Himpunan
Astronomi Amatir Jakarta mengadakan peneropongan umum di lapangan terbuka,
untuk lebih memasyarakatkan astronomi sebagai ilmu pengetahuan dan hobi yang
bermanfaat.
Gedung observatorium yang atapnya berbentuk kubah merupakan cirinya yang khas, lebih didasari oleh persyaratan teknis, yakni agar dapat diputar ke berbagai arah dan menimbulkan hambatan terhadap tiupan angin serta sirkulasi udara yang lancar di atas teropong bintang.
Benda-banda langit yang dapat diliat dengan mata telanjang,
jumlahnya sangat sedikit. Beruntunglah ada Galileo Galilei seorang kebangsaan
Italia yang mempelopori pengamatan banda-banda langit dengan penemauannya
berupa teleskop pada tahun 1609. Sejak saat itu pengetahuan manusia tentang
jagad raya semakin bertambah.
Diawali pengetahuan tentang planet Bumi dan planet-planet
lain beserta satelit-satelitnya, meteor, komet, asteroid ditambah dengan
matahari, maka makin lengkaplah pengetahuan kita tentang satu keluarga yang
dikenal sebagai Tata Surya. Kemudian adanya keluarga besar bintang-bintang
termasuk matahari didalamnya yang melahirkan pengetahuan tentang gakaksi tempat
tinggal kita, yaitu Bima Sakti.
0 komentar:
Posting Komentar